Terdengar terlalu bersih nan suci?
Ruang ruang yang katanya
kosong tersebut pun,
Mereka terisi dengan apa
yang disebut dengan hening
Tidak banyak yang terjadi
disana
Namun, ia hidup, mungkin,
dengan syukur di dalamnya
Sesosok manusia yang
katanya antisosial tersebut pun,
Mereka mungkin terlalu
muak, ditatap dengan heran
Oleh orang lain, yang
senantiasa menempeli mereka
Dengan “selalu sibuk
dengan handphone nya”
Atau “selalu sibuk dengan
bukunya”
Mulut manusia yang
berbakti pada satu zat yang dipercayai
Melaksanakan segala
perintah dan menjauhi larangan
Namun, apakah zat yang
kau percayai segalanya itu
Mengajarkan mu untuk
terlalu bebas mengomentari hidup orang lain?
Sesuatu yang terlalu beda
dengan apa yang kita percaya,
Asing, tidak masuk akal,
aneh
Suatu reaksi normal, yang
terlampau sering di normalisasi
Sampai tidak ada batasan,
mana yang heran mana yang menghakimi
Menerima perbedaan jadi
terkesan mewah
Terkadang pun hanya
menjadi template saja
Afirmasi menjadi basa
basi
Mempertanyakan ketulusan
menjadi tak pernah lazim
Lingkungan dan dunia pun
penuh dengan kebencian
Terasa nyata, walau
banyak yang akhirnya menormalkan
Label yang mereka
sematkan kepada siapapun yang berbeda dengan nya
Kebencian tidak selalu
tampak merusak dari luar, namun
Menyayat dari dalam
Membicarakan figure yang
tampil di media
Dengan berita kurang
baik, menjadi hal yang rutin
Mencekik orang tersebut
tanpa tangan, namun
Dengan lidah yang sama
sama berdoa,
Memohon ampun, kepada
yang maha kuasa
Mengurusi urusan masing
masing berubah menjadi aneh
Obrolan yang bukan
tentang perbedaan nilai, bukan tentang figure di media,
Menjadi tidak asyik
Terkadang bukan kita yang
menjadi pahit,
Namun, sekitar sudah
terlalu rusak
Sehingga kita terkesan
“selalu benar” “selalu bersih”
Tidak ada komentar: