Gumpalan Putus Asa
Ada yang merayapi
Rasa takut akan tenggelam
Ketidakpastian
Suara detak jantung
Was was
Setiap rasa itu membenturkan mu
Pada dinding kenyataan
Dinding yg selama ini kamu sembunyikan
Berharap itu hanya lah siluet dari rasa khawatir mu saja
Terdiam aku
Meresapi rasa yang rupanya masih ada
Yang rupanya memang ada
Namun sedang gemar bermain petak umpet dengan ku
Rasa takut akan tenggelam
Ketidakpastian
Suara detak jantung
Was was
Setiap rasa itu membenturkan mu
Pada dinding kenyataan
Dinding yg selama ini kamu sembunyikan
Berharap itu hanya lah siluet dari rasa khawatir mu saja
Terdiam aku
Meresapi rasa yang rupanya masih ada
Yang rupanya memang ada
Namun sedang gemar bermain petak umpet dengan ku
Rasa itu kembali
Meremat diriku
Menjadi gumpalan putus asa
yang dengan mudahnya terhembus angin
angin pun tak bisa mengembalikan ku
ia memelukku
ke dalam dinginnya
Ke dalam pekatnya
Seolah ia mengejek
gumpalan putus asa kau harus bersama nya
kau harus berada di dalam manusia itu
Angin berhembus kembali
Dengan dinginnya yang jujur mengiris
Tak terlalu kencang, cukup membuat mu meringkuk dalam rasa putus asa itu
Matahari sore itu
Berbisik pada jiwa ku
Kamu memang gumpalan putus asa
Kamu memang merasa ada yg terenggut
Kamu memang merasa ada yg hilang
Ada yang meremat hati
Gumpalan putus asa bergulung ke dalam jiwa
dan menancapkan akarnya ke dalam jiwa
Tak ada pilihan
Jiwa ini mengaku memang
Ada yg terenggut
Sesuatu yg bahkan
Tak ingin ia sebut apa
Tidak ada komentar: